Operasi Yustisi : Pulang Rombongan Emak-Emak Disetop Satgas Covid Di Jatisrono

Sebuah video yang memperlihatkan petugas menghentikan rombongan ibu-ibu beredar di media sosial. Dalam video dengan durasi 2 menit 5 detik itu tampak rombongan ibu-ibu berpakaian bagus, seperti pakaian untuk datang ke hajatan pernikahan, menumpang mobil bak terbuka. Di tengah jalan, mobil itu dihentikan petugas yang berseragam APD lengkap maupun kepolisian.

Peristiwa itu disebut-sebut terjadi di Kecamatan Jatisrono. Hal itu pun diamini oleh Camat Jatisrono Suradi.

Dia menjelaskan, kebetulan pada Jumat (22/1) kemarin, digelar sosialisasi dan edukasi keliling tim satgas kecamatan. Tim terdiri dari petugas kecamatan, TNI/Polri, puskesmas, dan KUA.

“Ada dua tim dari kecamatan. Salah satunya kebetulan ketemu mobil bak terbuka yang mengangkut penumpang itu,” ungkap Suradi.

Karena sudah biasa melakukan sosialisasi, mobil itu pun disetop. Saat ditanya oleh petugas, rombongan ibu-ibu itu mengaku baru saja menghadiri acara resepsi pernikahan di Kecamatan Jatiroto. Padahal, sesuai surat edaran bupati, hajatan dilarang digelar untuk sementara waktu ini. Namun, akad nikah tetap bisa digelar tanpa perayaan besar-besaran.

“Lokasinya (petugas menyetop rombongan,Red) di Sidorejo. Masih wilayah Jatisrono itu,” kata camat.

Rombongan itu berasal dari Kecamatan Jatipurno. Dikatakan camat, pihaknya tidak bermaksud mengintervensi wilayah lain. Hanya saja, kebetulan rombongan itu lewat di wilayah Jatisrono dan bertemu petugas.

Karena itulah, petugas memberikan edukasi kepada mereka. Suradi juga meyakini bahwa camat di daerah mana pun juga bertugas memberikan edukasi terkait instruksi dalam edaran bupati. Yakni dalam hal penanganan pandemi dan pemberlakuabln pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Sementara itu, petugas berpakaian APD yang dalam video terlihat memberikan edukasi kepada rombongan hajatan adalah Kepala Kepala UPT Puskesmas Jatisrono II Nonot Sumarsono. Saat dimintai konfirmasi, dia pun mengakuinya.

Diceritakan Nonot, dia turun langsung karena petugas lain di puskesmas yang dipimpinnya sedang sibuk. Dia bersama enam petugas dalam tim satgas memang tengah melakukan edukasi dan sosialisasi di dua desa, yakni Sidorejo dan Rejosari.

“Waktu di Rejosari kebetulan ada mobil itu masuk ke wilayah kerja kami. Kami berhentikan untuk diedukasi. Ini bukan razia, tapi penyuluhan keliling,” terang dia.

Ada dua mobil rombongan yang dijumpai tim satgas. Namun, dua mobil itu tidak berjalan beriringan.

“Awalnya kami tanya dari mana, jawabnya dari Cangkring, Jatiroto. Jagong grubyukan diajak oleh tetangga. Kemudian dengan bahasa di video itu, yang terus terang memang saya,” kata Nonot.

Dalam video itu, dia bertanya apakah di Kecamatan Jatipurno belum dilakukan edukasi surat edaran bupati terkait hajatan. Menurut dia, ada yang menjawab sudah dan ada yang menjawab belum.

“Kemudian saya tanya, kenapa kok mau diajak grubyukan, jawabannya ternyata pekewuh,” ujar Nonot.

Untuk menguatkan mereka agar percaya dengan Covid-19, Nonot pun mengatakan bahwa di Jatipurno itu kasus terkonfirmasi Covid-19 cukup tinggi. Dia pun terlihat emosional saat memberikan edukasi kepada rombongan yang didominasi ibu-ibu itu.

Setelah kejadian terssbut, tim dari kecamatan Jatisrono mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak Kecamatan Jatipurno dan Jatiroto.

Sementara itu Kepala Satpol PP Wonogiri Waluyo juga telah menerima laporan atas kejadian tersebut. Hal itu dinilainya adalah bentuk penyuluhan kepada masyarakat.

“Kita sudah ada koordinasi. Camat setempat sudah saya telepon. Ini menjadi perhatian untuk semuanya saja. Jadi kita harapkan edukasi kepada masyarakat terus dilakukan. Supaya masyarakat menjadi paham,” kata dia.

Exit mobile version